Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita
"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami
tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka."
(Al Qur'an, 96:15-16)
Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh menarik.
Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang
bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan
hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an
telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala,
akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology,
yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan bagian
prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate,
1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,
Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger;
and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and
Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)
Buku tersebut juga mengatakan:
Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai
pusat fungsional bagi perilaku menyerang…(Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate,
1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,
Mosby-Year Book Inc., s. 211)
Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku baik dan buruk,
dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.
Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar merujuk pada penjelasan
di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam
Al Qur'an sejak dulu.
Kelahiran Manusia
Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia
untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman
ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah.
Dalam banyak ayat, orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri.
Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya:
"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan?
Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya?
Ataukah Kami yang menciptakannya?" (Al Qur'an,
56:57-59)
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa
itu ditegaskan dalam banyak ayat.
Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga
mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya.
Beberapa di antaranya sebagai berikut:
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).
(spermazoa).
2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.
4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.
Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan,
pasti mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani
laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa
bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan
peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar
pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh
ilmu pengetahuan abad ke-20.
Setetes Mani
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki
pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit
di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma
yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari
sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya,
bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil
darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :
"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus?
Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia
tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya.
Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta
yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti
bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
Pada gambar di samping, kita saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan sperma berjumlah sekitar 250 juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit sekali yang berhasil mencapai sel telur. Sperma yang akan membuahi sel telur hanyalah satu dari seribu sperma yang mampu bertahan hidup. Fakta bahwa manusia tidak diciptakan dengan menggunakan keseluruhan air mani, tapi hanya sebagian kecil darinya, dinyatakan dalam Al Qur'an dengan ungkapan, "setetes mani yang ditumpahkan". |
Campuran Dalam Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja.
Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan.
Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang
diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu
masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.
Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu
ditetapkan sebagai cairan campuran:
"Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan." (Al Qur'an, 76:2)
Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari
"bahan campuran" ini:
"Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan
manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina." (Al Qur'an,
32:7-8)
Kata Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian yang mendasar atau terbaik
dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti "bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa
Al Qur'an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia hingga
serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.
Jenis Kelamin Bayi
Kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X
berisi sifat-sifat kewanitaan. Di dalam sel telur ibu hanya dijumpai kromosom X, yang menentukan sifat-sifat
kewanitaan. Di dalam air mani ayah, terdapat sperma-sperma yang berisi kromosom X atau kromosom Y saja.
Jadi, jenis kelamin bayi bergantung pada jenis kromosom kelamin pada sperma yang membuahi sel telur,
apakah X atau Y. Dengan kata lain, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut, penentu jenis kelamin bayi
adalah air mani, yang berasal dari ayah. Pengetahuan tentang hal ini, yang tak mungkin dapat diketahui di masa
Al Qur'an diturunkan, adalah bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
|
Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu.
Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama oleh
sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang berbeda dalam
Al Qur'an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan
"dari air mani apabila dipancarkan".
"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan."
(Al Qur'an, 53:45-46)
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah
membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa
jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam
proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan
bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria,
dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk
huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom
X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang
pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah
menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan
dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur
berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan
lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak
masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan
ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan informasi yang
menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi,
akan tetapi air mani dari pria.
Segumpal Darah Yang Melekat
di Rahim
Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu
berbentuk zigot, yang menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah
ibu. Gambar di atas adalah zigot yang terlihat seperti sekerat daging. Informasi ini, yang ditemukan
oleh embriologi modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu dengan
menggunakan kata "'alaq", yang bermakna "sesuatu yang menempel pada suatu tempat" dan
digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
|
Jika kita terus mempelajari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Qur'an
mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban
ilmiah yang sungguh penting.
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang
akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai "zigot" dalam ilmu biologi ini
akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi "segumpal daging".
Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja.
Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan
carangnya.
Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh
sang ibu bagi pertumbuhannya.
(Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer,
Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development
as Described in the Qur'an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific Signs
of the Qur'an and Sunnah, s. 36)
Di sini, pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al Qur'an terungkap.
Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan
kata "'alaq" dalam Al Qur'an:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari 'alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (Al Qur'an, 96:1-3)
Arti kata "'alaq" dalam bahasa Arab adalah "sesuatu yang menempel pada
suatu tempat". Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah
yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang demikian tepat digunakan untuk zigot yang
sedang tumbuh dalam rahim ibu. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an merupakan Pembungkusan Tulang oleh Otot
Tahapan-tahapan perkembangan bayi dalam rahim ibu dipaparkan dalam Al Qur'an. Sebagaiman diuraikan dalam ayat ke-14 surat Al Mu'minuun, jaringan tulang rawan pada embrio di dalam rahim ibu mulanya mengeras dan menjadi tulang keras. Lalu tulang-tulang ini dibungkus oleh sel-sel otot. Allah menjelaskan perkembangan ini dalam ayat: "…dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging". |
Sisi penting lain tentang informasi yang disebutkan dalam ayat-ayat
Al Qur'an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim
ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu, mulanya
tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang
membungkus tulang-tulang ini.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik" (Al Qur'an, 23:14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
perkembangan embrio dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini,
para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam
embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak
orang yang menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu
pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang
dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah
mengungkap bahwa pernyataan Al Qur'an adalah benar kata demi
katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan
dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan
dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai
mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan
di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang
ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan
ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh
dan tulang-tulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir
minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati
posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore,
Developing Human, 6. edition,1998.)
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan
dalam Al Qur'an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi
modern.
wahyu dari Allah,
Tuhan Semesta Alam.
Tiga Tahapan Bayi Dalam Rahim
Dalam ayat ke-6 surat Az Zumar, disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam rahim ibu dalam tiga kegelapan. Embriologi modern telah mengungkap bahwa perkembangan ebriologi bayi terjadi pada tiga daerah yang berbeda dalam rahim ibu. |
Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptakan melalui
tiga tahapan dalam rahim ibunya.
"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian
demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian
itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan.
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana
kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an, 39:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan
bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga
tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap
bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat
yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran
embriologi yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal
ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku
Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang
embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik;
dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu
ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran."
(Williams P., Basic Human Embryology, 3.
edition, 1984, s. 64.)
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan
seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi
dalam rahim adalah sebagaimana berikut:
- Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan
sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan
diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin
membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri
guna membentuk tiga lapisan.
- Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada
masa ini bayi disebut sebagai "embrio". Pada tahap ini, organ
dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan
sel tersebut.
- Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai
"fetus". Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan
berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah
terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan
dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, kesemua
organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih
30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Informasi mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu,
baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dengan menggunakan
peralatan modern. Namun sebagaimana sejumlah fakta ilmiah lainnya,
informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al Qur'an
dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian
rinci dan akurat diberikan dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki
sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti
nyata bahwa Al Qur'an bukanlah ucapan manusia tetapi Firman
Allah.
Air Susu Ibu
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan tak tertandingi
sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan
kekebalan tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi
masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.
Setiap hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan
ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun setelah
kelahiran sungguh amat bermanfaat.
(Rex D. Russell, Design in Infant
Nutrition, http:// www. icr.org/pubs/imp-259.htm)
Allah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang hanya diketahui
melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya "…menyapihnya dalam dua tahun…".
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
(Al Qur'an, 31:14)
Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari
Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama lain. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini. |
Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan
manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali)
ujung jari-jarinya dengan sempurna."
(Al Qur'an, 75:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus.
Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri.
Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik
dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya
dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19.
Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus.
Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang
waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami
di zaman sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar