ilustrasi: cbc.ca
TEHERAN - Iran selama ini dicurigai memiliki
senjata nuklir. Oleh negara Barat senjata nuklir tersebut dianggap
membahayakan Timur Tengah. Tetapi Iran menilai Negara Islam harus
memiliki senjata nuklir.
Alireza Forghani yang seorang penulis dan juga mantan Gubernur Provinsi Kish menilai sesuai apa yang diutarakan pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khameni, mengenai kepemilikan senjata nuklir. Forghani menganggap penting fatwa Khamenei tentang senjata nuklir.
"Fatwa dari Imam Khamenei menyebutkan seluruh Negara Islam memiliki darah Islam. Jadi Negara Islam harus bangkit dan menegaskan bahwa bom nuklir adalah hak kami dan hancurkan mimpi dari Amerika Serikat (AS) dan Israel," ujar Forghani dalam essaynya, yang dimuat oleh Fars, seperti dikutip The Daily Caller, Senin (11/6/2012).
"Memiliki senjata nuklir adalah hak kami. Israel seharusnya sudah hancur sejak 30 tahun lalu, tetapi mereka selamat karena memiliki senjata nuklir," lanjut Forghani.
Ini bukan pertama kalinya Forghani mengeluarkan pernyataan kontroversial. Sebelumnya ahli strategi dari Ayatullah Khamenei itu mengeluarkan tuntutan untuk membasmi Israel dan seluruh warga Yahudi. Hal ini menurutnya merupakan bentuk serangan pencegahan terhadap Israel.
Forghani pun tidak lupa untuk mengecam AS dengan kepemilikan senjata nuklirnya. Menurutnya Amerika adalah musuh utama bagi Iran. Dirinya mencerca penggunaan senjata bom dari AS yang juga menimbulkan ketakutan, terhadap negara yang ingin mengimbanginya.
"Mengapa hanya mereka yang menyediakan air untuk Amerika yang diperbolehkan memiliki bom (nuklir)? kenapa hanya Pakistan yang menjadi satu-satunya negara Islam yang boleh memiliki bom nuklir? sampai kapan Negara Islam terus takut dan mengikuti perintah Amerika?" tanya Forghani.
Bagi Forghani, saat ini Iran menjadi negara yang terancam oleh Amerika. Dirinya meyakini AS akan mengambil langkah untuk menyerang Negeri Paramullah itu.
0 komentar:
Posting Komentar