Foto : Perempuan Chechnya (file photo)
GROZNY - Para pegawai negeri di wilayah
Chechnya, Rusia, diminta untuk mengenakan busana Muslim. Khusus bagi
perempuan, mereka diharuskan mengenakan penutup kepala.
"Kami menyarankan agar para pegawai negeri pria bekerja dengan mengenakan jas dan dasi. Sementara itu perempuan mengenakan rok di yang menutupi lutut serta penutup kepala," ujar salah seorang pejabat Chechnya Magomed Selimkhanov, seperti dikutip Reuters, Senin (9/7/2012).
Pada hari Jumat, para pegawai diharuskan memakai busana Muslim tradisional. Selimkhanov mengingatkan kembali bahwa ini adalah rekomendasi.
Tepat setelah Uni Soviet mengalami disintegrasi, Kremlin memberi wewenang ke pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov untuk mengawasi gerakan separatis dan mengelola perdamaian. Kebijakan Kadyrov yang memerintahkan warga Chechnya agar mengenakan pakaian tertentu, cukup membuat marah aktivis HAM karena kebijakan itu dinilai bertentangan dengan konstitusi sekuler Rusia.
"Busana Muslim ini adalah bagian dari masalah yang muncul di Chechnya belakangan ini. Setiap tahun, pejabat Chechen muncul dengan suatu hal yang baru yang tak jauh berbeda dengan ini," ujar aktivis HAM Ruslan Badalov.
"Ini adalah tradisi Kaukasus, namun hal ini tidak boleh dipaksa," tegasnya.
Sejauh ini, Kremlin juga terus memandang kebangkitan Islam di Chechnya. Sejumlah pengamat mengatakan, kebangkitan Chechnya akan memunculkan desakan baru terhadap Pemerintah Rusia, agar memberikan otonomi khusus ke wilayah tersebut.(AUL)
"Kami menyarankan agar para pegawai negeri pria bekerja dengan mengenakan jas dan dasi. Sementara itu perempuan mengenakan rok di yang menutupi lutut serta penutup kepala," ujar salah seorang pejabat Chechnya Magomed Selimkhanov, seperti dikutip Reuters, Senin (9/7/2012).
Pada hari Jumat, para pegawai diharuskan memakai busana Muslim tradisional. Selimkhanov mengingatkan kembali bahwa ini adalah rekomendasi.
Tepat setelah Uni Soviet mengalami disintegrasi, Kremlin memberi wewenang ke pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov untuk mengawasi gerakan separatis dan mengelola perdamaian. Kebijakan Kadyrov yang memerintahkan warga Chechnya agar mengenakan pakaian tertentu, cukup membuat marah aktivis HAM karena kebijakan itu dinilai bertentangan dengan konstitusi sekuler Rusia.
"Busana Muslim ini adalah bagian dari masalah yang muncul di Chechnya belakangan ini. Setiap tahun, pejabat Chechen muncul dengan suatu hal yang baru yang tak jauh berbeda dengan ini," ujar aktivis HAM Ruslan Badalov.
"Ini adalah tradisi Kaukasus, namun hal ini tidak boleh dipaksa," tegasnya.
Sejauh ini, Kremlin juga terus memandang kebangkitan Islam di Chechnya. Sejumlah pengamat mengatakan, kebangkitan Chechnya akan memunculkan desakan baru terhadap Pemerintah Rusia, agar memberikan otonomi khusus ke wilayah tersebut.(AUL)
0 komentar:
Posting Komentar